AQIQAH JOGJA 2020

 

Foto: Suara.com


Bicara soal makanan, tentu bicara soal selera. Setiap orang punya selera masing-masing. Misalnya, ada yang makan bubur harus diaduk dulu, ada juga yang sangat anti mengaduk bubur. Ada yang masak mie instan tanpa meremukkan mie-nya terlebih dulu. Namun ada juga yang nggak sreg kalau masak mie tanpa meremas-remukkan mienya sebelum memasukannya ke air panas.



            Soal jenis masakan yang disuka pun, selera orang masing-masing. Ada yang sangat senang dengan berbagai olahan sayur. Namun ada juga yang begitu suka dengan olahan daging. Yang suka olahan daging pun beda-beda. Ada yang berselera makan semua jenis daging hewan yang boleh dimakan. Tapi ada juga yang cuma mau makan daging ikan. Cuma mau makan daging ayam. Cuma mau makan daging sapi. Dan cuma mau makan daging kambing. Ada juga yang mau makan daging ikan dan ayam, tapi kurang bisa menikmati makan daging sapi dan kambing. Nah, saya termasuk dalam kelompok yang terakhir ini.



            Waktu masih di usia Taman Kanak-Kanak dulu, sebenarnya saya doyan-doyan saja makan daging sapi dan kambing. Tapi begitu memasuki usia SD, ketika saya mulai rutin menonton pemotongan hewan qurban setiap Idul Adha, selera saya terhadap daging jadi berubah. Sebabnya, saya tak tega melihat sapi dan kambing dipotong. Kasihan.



            Tentang tak mau makan daging sapi dan kambing ini saya pernah berada di titik yang benar-benar sama sekali tak mengonsumsi kedua jenis daging tersebut. Ada masa di mana ketika membeli bakso, saya cuma ingin mangkok bakso saya berisi tahu, siomay dan goreng saja, tanpa bola-bola bakso yang umumnya terbuat dari daging sapi. Tapi kebiasaan membeli bakso cuma berisi tahu, siomay dan goreng ini tak berlangsung lama. Saya berusaha sesegera mungkin berdamai dengan daging sapi.  Pelan-pelan saya membiasakan diri membeli bakso lengkap dengan daging sapi giling yang sudah dibentuk menyerupai bola itu. Alhamdulilah, strategi agar tak lagi "takut" makan daging sapi dengan cara makan bakso ini sukses saya jalankan. Sekarang, kebiasaan saya yang kurang bisa menikmati daging sapi bisa saya atasi. Kepada siapapun yang pertama kali menemukan bakso, dimanapun Anda berada saat ini, saya mengucapkan banyak terima kasih.



            Urusan dengan daging sapi sudah beres. Tapi tidak dengan daging kambing. Urusan saya dengan daging kambing lebih panjang. Bukan hanya soal tidak tega melihat kambing dipotong, tapi juga karena rasa dari daging kambing itu sendiri. Utamanya soal baunya. Beberapa kali, saat Idul Adha tiba, dan teman-teman mengajak nyate kambing ramai-ramai, seringkali saya hanya terlibat dalam proses masaknya saja. Pas waktunya makan tiba, saya malah minggir. Nggak ikut makan. Sebabnya ya itu tadi. Saya kurang bisa menikmati sate kambing.  Tapi semua berubah ketika pada suatu hari, saya menjadi tamu undangan aqiqah dan mendapat nasi kotakan dari Aqiqah Nurul Hayat.  Ketika membuka kotakan nasinya, mata saya langsung tertuju pada satenya. Saya paham bahwa itu sate kambing. Tapi entah mengapa ada rasa ingin mencoba. Saya tertarik dengan tampilannya, ingin tahu rasanya sekaligus sebagai upaya “sembuh” dari kebiasaan kurang bisa menikmati daging kambing.



            Gigitan pertama tak ada masalah. Berlanjut ke gigitan kedua. Satu tusuk pertama tandas. Lanjut ke tusuk kedua. Saya mendapati rasa yang berbeda. Satenya empuk. Bumbunya terasa. Dan yang paling utama adalah tidak bau prengus. Sejak saat itu saya merasa masalah saya dengan daging kambing akan menemui penyelesaiannya.

 

Aqiqah Nurul Hayat yang membuat saya doyan makan sate kambing itu, ternyata sudah ada di seluruh Indonesia, termasuk di Jogja. Aqiqah Nurul Hayat, termasuk aqiqah Jogja murah. Aqiqah Jogja murah dengan sajian yang istimewa dan pelayanan yang istimewa pula. Jadi, teman-teman di Jogja yang sedang cari aqiqah Jogja  murah bisa segera menghubungi aqiqah Nurul Hayat. Aqiqah Nurul Hayat cocok untuk Anda yang mencari aqiqah Jogja murah dengan kualitas yang jempolan. 

 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aqiqah Ponorogo

Paket Aqiqah Sumedang

Aqiqah Ngawi